Sabtu, 30 Maret 2013



Koreksi Geometrik
            Data asli hasil rekaman sensor pada satelit maupun pesawat terbang merupakan representasi dari bentuk permukaan bumi yang tidak beraturan. Meskipun kelihatannya merupakan daerah yang datar, tetapi area yang direkam sesungguhnya mengandung kesalahan (distorsi) yang diakibatkan oleh pengaruh kelengkungan bumi dan atau oleh sensor itu sendiri.  Oleh karena itu diperlukan georeferensi yang merupakan suatu proses memberikan koordinat peta pada citra yang sesungguhnya sudah planimetris. Koreksi geometrik merupakan proses yang mutlak dilakukan apabila posisi citra akan disesuaikan atau ditumpangsusunkan dengan peta-peta atau citra lainnya yang mempunyai sistem proyeksi peta.
            Kesalahan geometrik dipengaruhi oleh distorsi (kesalahan) yang timbul pada saat perekaman. Hal ini dipengaruhi oleh perputaran bumi ataupun bentuk dari permukaan bumi. Beberapa kesalahan ini kadang sudah dikoreksi oleh supplier citra atau dapat dikoreksi secara geometris oleh pengguna. Koreksi geometrik dapat dilakukan dengan:
(i)                Menggunakan titik kontrol (Ground Control Point) yang dicari pada citra lain yang sudah memiliki georeferensi

(ii)        Menggunakan titik (Ground Control Point) yang dapat dicari pada peta yang sudah memiliki georeferensi
(iii)       Memakai titik pengukuran yang diambil menggunakan GPS (Global Positioning System) pada lokasi-lokasi tertentu yang mudah dikenali pada citra. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan koreksi geometris antara lain adalah tingkat resolusi dan proyeksi yang digunakan data itu.Dalam koreksi geometrik, dikenal ada 2 jenis metode koreksi, yaitu:

·         Titik Kontrol Lapangan (Ground Control Point)
            Titik kontrol lapangan (GCP) adalah titik-titik yang letaknya pada suatu posisi piksel suatu citra yang koordinat petanya (referensinya) diketahui. GCP terdiri atas sepasang koordinat x dan y, yang terdiri atas koordinat sumber dan koordinat referensi. Koordinat-koordinat tersebut tidak dibatasi oleh adanya koordinat peta.

Metode Rektifikasi (Image to Map)
            Rektifikasi adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satu sistem grid menggunakan suatu transformasi geometrik. Oleh karena posisi piksel pada citra output tidak sama dengan posisi piksel input (aslinya) maka piksel-piksel yang digunakan untuk mengisi citra yang baru harus di-resampling kembali. Resampling adalah suatu proses melakukan ekstrapolasi nilai data untuk piksel-piksel pada sistem grid yang baru dari nilai piksel citra aslinya. Rektifikasi juga dapat diartikan sebagai pemberian koordinat pada citra berdasarkan koordinat yang ada pada suatu peta yang mencakup area yang sama. Bisa dilakukan dengan input GCP atau rectification  image to map dan diperlukan peta (dengan sistem koordinat tertentu) atau kumpulan GCP untuk objek yang sudah diketahui pada citra.
            Ada beberapa alasan atau pertimbangan, kenapa perlu melakukan rektifikasi, diantaranya adalah untuk:
1.      Membandingkan 2 citra atau lebih untuk lokasi tertentu
2.      Membangun SIG dan melakukan pemodelan spasial
3.      Meletakkan lokasi-lokasi pengambilan “training area” sebelum melakukan klasifikasi
4.      Membuat peta dengan skala yang teliti
5.      Melakukan overlay (tumpang susun) citra dengan data-data spasial lainnya
6.      Membandingkan citra dengan data spasial lainnya yang mempunyai skala yang berbeda.
7.      Membuat mozaik citra
8.      Melakukan analisis yang memerlukan lokasi geografis dengan presisi yang tepat.

·         Perbedaan antara Georeferensi dan rektifikasi
            Terdapat sedikit perbedaan antara georeferensi dan rektifikasi. Georeferensi adalah proses penyamaan sistem koordinat dari peta ke citra, dari cita ke citra maupun dari peta ke peta, sedangkan rektifikasi adalah proses transformasi dari suatu sistem grid kedalam grid yang lain menggunakan persamaan polinomial tertentu. Jadi proses rektifikasi citra dengan peta akan meliputi proses georeferensi, karena sistem proyeksi berkaitan juga dengan sistem koodinat. Georeferensi dari citra ke citra tidak terektifikasi kalau citranya sama-sama belum di rektifikasi, dan sebaliknya bila salah satu citra sudah direktifikasi maka georeferensi citra ke citra sama dengan rektifikasi.

·         Tahap-tahap Rektifikasi         
1.            Memilih titik kontrol lapangan (Ground control point). GCP tersebut sedapat mungkin adalah titik-titik atau obyek yang tidak mudah berubah dalam jangka waktu lama misalnya belokan jalan, tugu di persimpangan jalan dan atau sudut-sudut gedung (bangunan). Hindari menggunakan belokan sungai atau delta sungai karena mudah berubah dalam jangka waktu tertentu. GCP juga harus tersebar merata pada citra yang akan dikoreksi.
2.            Membuat persamaan transformasi yang digunakan untuk melakukan interpolasi spasial. Persamaan ini umumnya berupa persamaan polinomial baik orde 1,2 maupun 3.
Ordo I : disebut juga Affine transformation (diperlukan minimal 3 GCP) :
Ordo II : memerlukan minimal 6 GCP
Ordo III : memerlukan minimal 10 GCP
3.            Menghitung kesalahan (RMSE, root mean suared error) dari GCP yang terpilih. Umumnya tidak boleh lebih besar dari 0,5 piksel.
4.            Melakukan interpolasi intensitas (nilai kecerahan)

Metode Registrasi (image to Image)
            Dalam beberapa kasus, yang dibutuhkan adalah penyamaan posisi antara satu citra dengan citra lainnya dengan mengabaikan sistem koordinat dari citra yang bersangkutan. Penyamaan posisi ini kebanyakan dimaksudkan agar posisi piksel yang sama dapat dibandingkan. Dalam hal ini penyamaan posisi citra satu dengan citra lainnya untuk lokasi yang sama sering disebut dengan registrasi. Dibandingkan dengan rektifikasi, registrasi ini tidak melakukan transformasi ke suatu koordinat sistem. Dengan kata lain, registrasi adalah suatu proses membuat suatu citra konform dengan citra lainnya, tanpa melibatkan proses pemilihan sistem koordinat atau pun memberikan koordinat pada citra berdasarkan koordinat yang ada pada citra lain (dengan cakupan area yang sama) yang telah memiliki koordinat. Registrasi citra ke citra melibatkan proses georeferensi apabila citra acuannya sudah di georeferensi. Oleh karena itu, Georeferensi semata-mata merubah sistem koordinat peta dalam file citra, sedangakan grid dalam citra tidak berubah. 

Posted by Unknown On 21.43 9 comments

9 komentar:

  1. Terimakasih penjelasannya gan , saya jadi tau apa itu metode registrasi , metode rektifikasi (image to map ),dan apa itu koreksi geometrik

    Kunjungi juga website saya 🙂
    http://fitrid.mahasiswa.atmaluhur.ac.id/
    Website kampus saya
    http://www.atmaluhur.ac.id/

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas penjelasan materinya kak, saya mau tanya bagaimana cara merubah sistem koordinat peta dalam file citra.
    Kunjungi juga website saya https://sandia.mahasiswa.atmaluhur.ac.id dan website kampus saya http://www.atmaluhur.ac.id

    BalasHapus
  3. sekarang saya jadi tau apa itu metode registrasi , metode rektifikasi (image to map ),dan apa itu koreksi geometrik.
    terimakasih kak sudah menulis blog ini,karna sangat bermanfaat untuk menambah wawasan.
    jangan lupa kunjungi website saya dan website kampus saya.siapa tau bermanfaat.
    https://rosydianti.mahasiswa.atmaluhur.ac.id/
    http://www.atmaluhur.ac.id

    BalasHapus
  4. disini yang jadi bahan fokus saya itu di perbedaan antara Georeferensi dan rektifikasi, tapi setelah membaca dan menelaah nya saya bisa tahu apa saja perbedaan antara dua tersebut, eriakasih kak blog nya sangat membantu sekali, owh iya gan jangan lupa kunjungi web saya https://abdholil.mahasiswa.atmaluhur.ac.id/ dan website kampus saya http://www.atmaluhur.ac.id/ :)

    BalasHapus
  5. terimakasih penjelasannya, saya jadi tau apa itu metode registrasi , metode rektifikasi (image to map ),dan apa itu koreksi geometrik

    jangn lupa juga kunjungi website saya : https://pujakah.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
    dan website kampus saya : http://www.atmaluhur.ac.id

    BalasHapus
  6. Mantap min.. saya akhirnya tau bagaimana tahap tahap dalam rektifikasi.. thanks min :D
    Kunjungi juga website saya di :https://babal.mahasiswa.atmaluhur.ac.id/
    dan website kampus saya di : http://www.atmaluhur.ac.id/

    BalasHapus
  7. cantumin sumber jgn asal comot

    BalasHapus
  8. Disini yang jadi bahan fokus saya itu di perbedaan antara Georeferensi dan rektifikasi, tapi setelah membaca dan menelaah nya saya bisa tahu apa saja perbedaan antara dua tersebut, teriakasih kak blog nya sangat membantu sekali.
    kunjungi website saya di https://fitriyanti.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
    dan website kampus saya di http://www.atmaluhur.ac.id

    BalasHapus
  9. Terimakasih kak atas artikel gis nya
    Perkenalkan nama saya sofian sabudin dari kampus ISB atma luhur.

    BalasHapus

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube