Rabu, 26 Desember 2012


TEKNOLOGI PEMETAAN DENGAN SENSOR RADAR DI TENGAH
TAWARAN SISTEM PEMETAAN BERBIAYA RENDAH

Pendahuluan
Saat ini teknologi pemetaan dan permintaan akan jasa geoinformasi berkembang pesat seiring dengan kemajuan pada industri jasa penyedia informasi. Di Indonesia dengan karakter wilayah daratan-laut dan kondisi atmosfir, persoalan untuk dapat menyediakan data geoinformasi terkini masih menjadi tantangan bagi para peneliti. Permasalahan terkait kondisi atmosfir telah memperoleh jawaban dengan keberadaan teknologi sensor radar. Tantangan utama lainnya terkait beberapa kondisi, yaitu keterbatasan biaya dan penguasaan teknologi di daerah. Khusus untuk keberadaan data citra satelit, selama ini industri jasa penyedia geoinformasi di Indonesia lebih banyak bekerja sebagai reseller agent dari teknologi pencitraan yang ada. Terkait dengan keterbatasan biaya, saat ini ada sejumlah pilihan sistem pencitraan dan pemodelan obyek di permukaan bumi yang berbiaya rendah diantaranya teknologi mikro-satelit TUBSAT-LAPAN, penggunaan instrumen yang banyak terdapat di pasaran elektronik seperti videografi atau fotografi format kecil. Jadi dari sisi teknologi masih perlu dikembangkan suatu penelitian tentang teknologi pemetaan yang murah, cepat, mudah dioperasikan, dan akurasi yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Pilihan teknologi pencitraan permukaan bumi perlu memperhatikan kebutuhan pasar dan isu strategis di Indonesia. Beberapa isu yang saat ini berkembang yaitu otonomi daerah, ketahanan pangan dan kesehatan, kebutuhan energi, teknologi pertahanan, dan teknologi informasi. Permintaan pasar saat telah juga memunculkan kebutuhan pemetaan untuk tingkat personal yang hanya membutuhkan luasan kecil. Keberadaan sistem informasi Google-Earth (imagery) dan Tele-Atlas (Navigation Map) telah mendorong perkembangan pasar personal ini. Disamping itu, produk dari jasa geoinformasi yang terpenting adalah aspek kekinian. Dalam hal aspek kekinian ini, masih diperlukan penelitian untuk mengembangkan teknologi pembaharuan data geoinformasi. Jadi dari sisi kebutuhan produk pemetaan, masih perlu dikembangkan produk multi-tema, terjangkau sampai pasar personal, dan penekanan pada pembaharuan data (tidak harus membuat peta baru). 

Definisi Sistem Pemetaan Berbiaya Rendah
Tidak ada suatu definisi baku dari sistem pemetaan berbiaya rendah (low-cost). Disamping itu, tidak ada suatu ukuran obyektif yang dapat menyatakan suatu sistem berbiaya rendah, karena terdapat aspek instrumentasi, kecepatan dan kemudahan operasional, kondisi lapangan, dan volume pekerjaan. Jadi dalam tulisan ini, pemberian difinisi berbiaya rendah hanya untuk keperluan membatasi pengertian. Sistem pemetaan berbiaya rendah definisikan sebagai penggunaan instrumen (hardware/software) yang banyak tersedia di pasaran elektronik (Mass-Products) sebagai sensor utama dalam sistem pemetaan/pencitraan permukaan bumi (lihat Rokhmana, 2005, Dare, 2006). Beberapa contoh instrumen seperti kamera fotografi, kamera video, receiver GPS –Navigasi, dan aeromodeling. 
Disamping sistem pemetaan berbiaya rendah terdapat juga pilihan proses produksi geoinformasi dengan biaya rendah. Dalam hal ini, biaya rendah diperoleh dengan mengakses keberadaan data global yang dapat diakses dengan gratis atau teknologi yang dimiliki Indonesia. Tulisan ini akan membatasi pada keberadaan Google-Earth, SRTM, dan satelit TUBSAT-LAPAN. Sistem pemetaan berbiaya rendah yang dimaksudkan dalam tulisan ini lebih ditujukan untuk keperluan pembaharuan informasi tematik. 

Kebutuhan Pasar
Salah satu ilustrasi terhadap kebutuhan pasar dapat dilihat pada pada dokumen hasil studi yang dilakukan Global Marketing (2007). Gambar 1 menunjukkan kebutuhan aspek teknologi dari produk sistem penginderaan jauh. Sejumlah responden (users) memilih “Remote Sensing Data Becoming a Commodity” sebagai isu utama, dan data yang paling banyak digunakan selama ini adalah kategori midresolution (Landsat).
Sejumlah produk yang semakin diminati adalah citra satelit resolusi tinggi, data DTM, dan hyper-spectral. Pasar personal yang memiliki luasan sempit juga telah mendorong permintaan akan teknologi R/C model sebagai wahana pembawa sensor (lihat Petire, 2006). Jadi tampaknya perlu ada perbedaan pilihan teknologi untuk memenuhi kebutuhan pemerintah yang memiliki luasan lebar dan kebutuhan personal/privat dengan luasan yang lebih kecil dari 500 Ha. Disamping permintaan pada produk geoinformasi, beberapa bidang pekerjaan lebih menekankan pada produk model 3D dari suatu obyek. Beberapa bidang dengan permintaan model 3D diantaranya seperti arsitektur-arkeologi, geoteknik, deformasi obyek, pariwisata, model kota 3D (telekomunikasi), surveillance, dan grafik-animasi. Pro/Kontra Sensor Radar vs Optik Sampai saat ini tidak ada suatu jenis sensor inderaja yang dapat memuaskan kebutuhan semua pihak. Atas dasar pemikiran tersebut, maka diskusi tentang pro/kontra teknologi sensor radar dan optic tidak penting lagi. 
Hal yang lebih penting
adalah bagaimana dapat menggabungkan (supplementary) antara produk tersebut.
Sejumlah penelitian yang mengupayakan proses fusi citra optik ditujukan untuk
menambah akurasi proses proses interpretasi, dan menghilangkan liputan awan pada
citra optic (lihat Tzeng et.al. (2005), Mercer et.al. (2007), Hellwich et.al. (2007))
Bellman et. Al. (2005) pernah menyampaikan perbandingan visual antara citra
optic dan radar (C-Band dan L-Band). Penelitiannya menyimpulkan bahwa untuk area
yang luas-terbuka dan obyek linier, hasil interpretasi visual memiliki performa yang
hampir sama. Tetapi untuk obyek yang kecil seperti bangunan yang memiliki
pepohonan rapat citra optic lebih mudah diinterpretasi oleh operator yang tidak
berpengalaman sekalipun.

Kesimpulan
Tulisan ini telah memberikan sejumlah ilustrasi tentang keberadaan sistem pemetaan berbiaya rendah terhadap kebutuhan pasar akan jasa penyedia data geoinformasi. Setiap sistem pemetaan yang ada sifatnya akan saling melengkapi. Berdasarkan pengalaman dari beberapa percobaan yang pernah dilakukan, maka perlu disosialisasikan kepada para pengguna bahwa saat ini telah tersedia berbagai sistem pemetaan yang dapat bekerja mulai dari luasan sempit (puluhan-ratusan Ha) sampai luasan regional. Disamping itu, aplikasi dari sistem yang telah dikembangkan tidak hanya untuk keperluan produksi peta saja, tetapi dapat juga menghasilkan model 3D, dan pengukuran bentuk dan dimensi suatu obyek.


Untuk artikelnya bisa di download di sini

Posted by Unknown On 16.50 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube